pemkotsaranjana.id – Kuyang telah menjadi topik trending di Google pada hari ini, Rabu (24/4/2025). Hal ini di sebabkan oleh beredarnya sebuah video yang menampilkan sosok berwarna putih, meskipun tidak tampak dengan jelas. Namun, warga setempat yang menyaksikannya menduga bahwa sosok tersebut merupakan kuyang.
Dalam mitos yang berkembang, kuyang merujuk pada nama hantu yang terkenal di Pulau Kalimantan. Sosok ini biasanya di gambarkan sebagai seorang wanita. Ia memiliki kemampuan untuk melepaskan kepalanya dari tubuhnya dan terbang bersama organ-organ tubuhnya seperti jantung, hati, usus, dan ginjal. Ketika kuyang terbang di malam hari, seringkali terdapat cahaya merah atau api kecil yang mengikutinya.
Kuyang adalah manusia biasa yang pada siang hari berinteraksi dengan lingkungannya. Namun, ia akan berkeliaran pada malam hari hanya dengan kepalanya saja.
Seperti di ungkapkan dalam buku Kumpulan Kisah Nyata Hantu di 13 Kota karya Argo Wikanjati, kuyang adalah sosok manusia hantu yang memiliki kebiasaan menghisap darah dari wanita yang baru melahirkan, bahkan cenderung menghisap darah bayi yang baru lahir.
Kuyang memiliki dua taring di sisi kiri dan kanan mulutnya. Umumnya, kuyang berburu pada malam hari. Untuk menipu korbannya, ia dapat berubah bentuk menjadi seekor burung atau kucing pada waktu-waktu tertentu.
Kuyang biasanya mendatangi seorang perempuan yang telah melahirkan dan mengusap perutnya. Kuyang berasal dari manusia hidup yang dapat bertransformasi menjadi makhluk penghisap darah.
Dalam buku tersebut, orang Banjar menggambarkan kuyang sebagai seorang perempuan berambut panjang yang ketika berjalan di malam hari selalu menutupi bekas guratan di lehernya atau menutupi bagian kepalanya dengan kain agar tidak kepanasan akibat terkena sinar matahari.
Masyarakat Banjar juga meyakini bahwa kuyang memiliki ketakutan terhadap bawang merah, terutama bawang merah tunggal. Selain itu, makhluk metamorfosis ini juga takut terhadap cermin, sisir, pisau, dan rumput jariangau.
Untuk menghindari gangguan dari kuyang, masyarakat seringnya menempatkan benda-benda tersebut di dekat perempuan yang baru saja melahirkan atau bayi yang baru lahir.
Umumnya, masyarakat Banjar juga menggunakan tali ijuk sebagai pengikat ayunan bayi yang di bungkus (dibedong sehingga hanya bagian wajah-kepala yang terlihat). Tujuan dari praktik ini adalah untuk mencegah dan menghindari gangguan dari kuyang dan makhluk halus lainnya.
Sebagaimana kabarnya, kuyang dan makhluk halus tersebut di yakini takut terhadap tali ijuk. Oleh karena itu, ijuk juga di gunakan sebagai pelindung atau dinding rumah. Caranya adalah dengan mengikat tali ijuk di sekitar bagian atas rumah.
Seringkali, kuyang yang terbang bersama organ-organ tubuhnya akan terhalang oleh tali ijuk yang di pasang di atap, dan dedak dapat menempel pada organ-organ tersebut. Oleh sebab itu, masyarakat pada masa lalu kerap menempatkan dedak atau tali ijuk di atap rumah. Hal ini sebagaimana di kutip dari buku Hantu: dari Suster Ngesot sampai Sundel Bolong karya @urbanlejen.
Untuk mengakhiri hidup kuyang, seseorang harus menemukan bagian tubuh bawah yang ditinggalkannya. Setelah menemukannya, individu tersebut harus menusukkan benda tajam pada sambungan lehernya. Tindakan ini akan menghalangi kuyang dari penyatuan kembali dengan tubuhnya dan menyebabkan kematiannya akibat tercekik.
Menurut narasi dalam buku tersebut, kuyang di Kalimantan memiliki minyak sakti yang di kenal sebagai Minyak Kuyang, dalam bahasa lokal di sebut Langa Kawiyang atau Minyak Kawiyang, Minyak Sumbulik, atau Minyak Kuyang.
Konon, minyak tersebut merupakan sumber kesaktian kuyang. Dalam mitos, manusia biasa yang terkena Minyak Kuyang dapat berubah menjadi makhluk ini.